Halaman

Minggu, 25 Desember 2011

Aksi-Aksi Syahid Para Muslimah Palestina (Part.1)



Mereka adalah pelita-pelita yang menyinari derap langkah perlawanan Palestina. Mereka adalah mahkota-mahkota yang ditempatkan di atas kepala orang-orang yang bebas dan terhormat. Maka cukuplah nama-nama mereka terekam dalam keabadian dengan abjad-abjad dari cahaya dan api

Dalam setiap episode pejuangan rakyat Palestina, keikutsertaan wanita Palestina selalu sesuai bagi setiap episode tersebut. Pada periode paska pendudukan penjajah Zionis Israel atas Palestina pada Juni 1967, wanita-wanita inteletual Palestina muncul dalam pejuang nasional Palestina. Mereka menyokong dan membantu memasang bom-bom ranjau, membawakan perbekalan dan membantu para pejuang dalam melaksanakan aksi-aksi berani mati. Di samping, tentu saja, peran tarbawi (pembinaan) yang tidak bisa dipandang sebelah mata.



Di antara mereka adalah para pengajar dan pendidik (mu'alimat wa murabiyat).
Ada banyak nama bisa disebut, untuk sekadar contoh, di antaranya adalah Ubla Thaha dari al Quds (Jerusalem), Lathifa Hawari dari Ramallah, Khadija Abu Arqub dari Hebron dan sebagainya. Di antara mereka ada yang turut berpartisipasi dalam aksi pembajakan pesawat Zionis Israel, di antaranya adalah Laila Khaled, Rima Ba'lusha dan Zahera Endraus.

Pada periode selanjutnya, wanita-wanita Palestina masih terus menunjukan aktivitas perlawanan mereka dalam kancah jihad Palestina. Di antara mereka ada yang turun ke medan jihad dan menjadi korban pembuangan oleh pihak penjajah. Peran mereka sama seperti para pejuang pria lainnya, semisal Teriz Helsa, yang menjadi tawanan pihak penjajah. Pada masa intifadhah al Aqsha, wanita-wanita Palestina terlibat dalam perlawanan dan jihad secara lebih luas dan langsung ke aksi jihad di medan pertempuran melawan penjajah. Di antara mereka kini mendekam dalam penjara penjajah Zionis Israel karena terlibat dalam jihad bersama para pejuang pria lainnya.

Dan memori Palestina tak pernah sepi menyebut ratusan wanita Palestina yang turut serta dalam aksi-aksi berani mati dalam revolusi Palestina. Semisal Dalal maghribi, Shadziya Abu Ghozala, Athof Ilyan, Khodijah Abu Arin, Amina Dahbu, Doa Jayushi, Lina Nablusi, Nikma Halwa, Lamya Ma?ruf, Zahra Saed Hasan, Taghrid Bathma, Nahla Bayidh, Fairuz Arafa, Ghozala Abu Ajram, Shubha Shalaha, Eman Abu Dzahira, Afifa Binura, Aisa Hamada, Rashida Abidu, Samiya Thawel, Shubhiya Sya'ban, Hala Dzaher, Dalal Abu Qomar, Rayiqo Shahada, Huriya Khalifa, Zakiya Shamuth, Amira Musa, Raudha Mu'in, Faryal Sam'an, Tsurayat Awawida, Samiya Musthafa, Eman Khathib, Majeda Salayema, Fatima Musa Daqodiq, nadiya Khayath, Khitam Khithab, Khoula Azraq, Shifa Qudsi, Tsauriya Jamuri, Eman Isha?

Dalam fenomena amal jihad wanita pada intifadhah al Aqsha, yang meletus sejak 28 September 2000, muncul fenomena aksi-aksi syahid yang di antaranya dilakukan para wanita pejuang Palestina. Berikut adalah profil singkat diantara mereka.

~~Wafa Idris (26), 28 Januari 2002~~
Nenek moyangnya berasal dari kota al Ramleh di wilayah Tepi Barat. Kemudian hijrah ke kamp pengungsi al Am'ari dekat Ramallah setelah penjajah Zionis Israel menduduki kota Ramleh tahun 1948. Wafa tinggal di sebuah keluarga yang sederhana dengan rumah bilik tanpa bata dan semen, hidup dalam kondisi social yang sangat sulit.

Dia adalah satu-satunya anak wanita di keluarga yang hanya memiliki satu orang tua, ibu. Suatu saat dia berpamitan pada ibu dan saudara-saudaranya seraya berkata kepada mereka, "Situasinya sangat sulit, bisa jadi seseorang mati syahid kapan saja."

Akhirnya dia pun terlambat pulang. Malam telah tiba namun Wafa tak kunjung pulang ke rumah. Keluarganya pun mulai mencari dan bertanya kepada rekan-rekan wanitanya. Mereka hanya mengatakan, Wafa telah berpamitan dan minta kepada rekan-rekannya agar mendoakan seraya berkata,
"Aku akan melakukan sesuatu yang dapat mengangkat (meninggikan) kepala kalian."
Tanpa memberi penjelasan lebih panjuat apa gerangan yang akan dia lakukan.

Semua hanya menunggu-nunggu, antara harap dan cemas. Sampai akhirnya datang kabar yang menyatakan Wafa telah gugur syahid dalam aksi syahid di jalan Yafa, Jerusalem (terjajah), pada 28 Januari 2002.

~~Dareen Abu Isha (22), 27 Februari 2002~~
Pejuang wanita Palestina ini berasal dari desa Beit Wazn, dekat dengan kota Nablus di wilayah Tepi Barat. Dia adalah salah satu mahasiswi di Universitas Nasional al Najah di Nablus jurusan studi Islam. Dia juga termasuk salah satu aktivis mahasiswi yang paling menonjol dalam aktivitas keislaman di kampus.
Ibunya mengatakan, saat mendapat kabat tentang kesyahidan putrinya, "Hati saya mengatakan pada saya bahwa Dareen akan gugur syahid, karena dia senantisa mengatakan kepada saya, doakan untukku wahai Ummi, agar aku menjadi syuhada? yang gugur syahid di jalan Allah sehingga aku dapat menggapai syurga dan engkau akan bersamaku di dalamnya dengan izin Allah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar